Minggu, 23 September 2012

Eritrosit


ERITROSIT
Pengertian & Fungsi Eritrosit ( Sel Darah Merah )
Sel darah merah, eritrosit (:red blood cell, RBC, erythrocyte) adalah jenis sel darah yang paling banyak dan berfungsi membawa oksigen ke jaringan-jaringan tubuh lewat darah dalam hewan bertulang belakang. Bagian dalam eritrosit terdiri dari hemoglobin, sebuah biomolekul yang dapat mengikat oksigen. Hemoglobin akan mengambil oksigen dari paru-paru dan insang, dan oksigen akan dilepaskan saat eritrosit melewati pembuluh kapiler. Warna merah sel darah merah sendiri berasal dari warna hemoglobin yang unsur pembuatnya adalah zat besi. Pada manusia, sel darah merah dibuat di sumsum tulang belakang, lalu membentuk kepingan bikonkaf. Di dalam sel darah merah tidak terdapat nukleus. Sel darah merah sendiri aktif selama 120 hari sebelum akhirnya dihancurkan.
Eritrosit merupakan bagian utama dari sel-sel darah. Setiap mm kubiknya darah pada seorang laki-laki dewasa mengandung kira-kira 5 juta sel darah merah dan pada seorang perempuan dewasa kira-kira 4 juta sel darah merah.

Tiap-tiap sel darah merah mengandung 200 juta molekul hemoglobin. Hemoglobin (Hb) merupakan suatu protein yang mengandung senyawa besi hemin. Hemoglobin mempunyai fungsi mengikat oksigen di paru-paru dan mengedarkan ke seluruh jaringan tubuh. Jadi, dapat dikatakan bahwa di paruparu terjadi reaksi antara hemoglobin dengan oksigen.

2 Hb2+ 4 O2 ==> 4 Hb O2 (oksihemoglobin)

Setelah sampai di sel-sel tubuh, terjadi reaksi pelepasan oksigen oleh Hb.

4 Hb O2 ==> 2 Hb2+ 4 O2

Kandungan hemoglobin inilah yang membuat darah berwarna merah. Amatilah Gambar 5.2 untuk mengenal struktur hemoglobin.



Struktur Eritrosit

Eritrosit mempunyai bentuk bikonkaf, seperti cakram dengan garis tengah 7,5 uM dan tidak berinti. Warna eritrosit kekuning-kuningan dan dapat berwarna merah karena dalam sitoplasmanya terdapat pigmen warna merah berupa hemoglobin.

Pembentukan Eritrosit

Eritrosit dibentuk dalam sumsum merah tulang pipih, misalnya di tulang dada, tulang selangka, dan di dalam ruas-ruas tulang belakang. Pembentukannya terjadi selama tujuh hari. Pada awalnya eritrosit mempunyai inti, kemudian inti lenyap dan hemoglobin terbentuk. Setelah hemoglobin terbentuk, eritrosit dilepas dari tempat pembentukannya dan masuk ke dalam sirkulasi darah.

Eritrosit dalam tubuh dapat berkurang karena luka sehingga mengeluarkan banyak darah atau karena penyakit, seperti malaria dan demam berdarah. Keadaan seperti ini dapat mengganggu pembentukan eritrosit.

Masa Hidup Eritrosit

          Masa hidup eritrosit hanya sekitar 120 hari atau 4 bulan, kemudian dirombak di dalam hati dan limpa. Sebagian hemoglobin diubah menjadi bilirubin dan biliverdin, yaitu pigmen biru yang memberi warna empedu. Zat besi hasil penguraian hemoglobin dikirim ke hati dan limpa, selanjutnya digunakan untuk membentuk eritrosit baru. Kira-kira setiap hari ada 200.000 eritrosit yang dibentuk dan dirombak. Jumlah ini kurang dari 1% dari jumlah eritrosit secara keseluruhan.

Pewarnaan Spora


Pewarnaan SPORA

bacteria5.jpg1f2cfe32-b8c8-4f65-9e77-560f98ca8c12large.jpgUntuk mempermudah pengamatan, terutama pada spora bakteri dilakukan metode pewarnaan spora agar peneliti ataupun pengamat mampu melihat spora, membedakan dengan vel vegetatif ataupun mengamati bentuknya. Menurut Waluyo (2004) endospora tidak mudah diwarnai dengan zat pewarna pada umumnya. Hal inilah yang menjadi dasar dari metode pengecatan endospora dengan larutan Hijau Malakit. Metode Shaeffor, foton endospora diwarnai pertama dengan larutan Hijau Malakit. Pada pengecatan ini, sifatnya kuat karena dapat berpenetrasi ke dalam endospora dengan perlakukan larutan Hijau Malakit. Teknik ini akan menghasilkan warna hjau pada endospora dan merah pada sel vegetatif.
Pada pengecatan endospora dengan larutan Hijau Malakit, bakteri penghasil endospora menunjukkan reaksi positif yaitu larutan Hijau Malakit akan berikatan dengan spora sehingga saat pencucian akan tetap berwarna hijau dan cat penutup Safranin tidak bisa masuk/diikat oleh endospora. Sedangkan pada bakteri yang tidak menghasilkan endospora maka larutan Hijau Malakit tidak dapat diikat (Fardiaz, 1992).
salmonella-thy.jpg
Prosedur pewarnaan spora bakteri adalah sebagai berikut:
1.       Sediakan kaca benda yang bersih, lalu lewatkan di atas nyala api spritus.
2.      Teteskan setetes aquades steril di atas kaca benda tersebut
3.      Secara aseptic ambillah inokulum bakteri yang akan diperiksa lalu letakkan di atas tetesan aquades itu kemudian ratakan perlahan-lahan
4.      Ambillah kaca benda lain yang bersih lalu letakkan di ats kaca benda sediaan tersebut sehingga membentuk sudut 450
5.      Geserkan kaca benda yang tegak ini, sehingga sediaan menjadi tipis dan merata, biarkan sampai mengering
6.      Lakukan fiksasi dengan cara melewatkan sediaan tersebut di atas nyala api lampu spritus dengan cepat
7.      Teteskan larutan hijau malakit di atas sediaan itu lalu panaskan sediaan tersebut diatas nyala api spritus selama 3 menit, jagalah jangan sampai sediaan mendidih atau mengering, jika mengering, tambahkan tetesan larutan hijau malakit. Selama pemanasan jepitlah sediaan dengan pinset.
8.     Letakkan larutan hijau malakit di atas kawat penyangga yang diletakkan di atas mangkuk pewarna, lalu biarkan sampai dingin
9.      Cucilah kelebihan larutan hijau malakit dengan air kran dalam botol penyemprot
10.  Teteskan larutan safranin di atas sediaan tersebut, lalu biarkan selama satu menit
11.   Cucilah kelebihan larutan safranin pada sediaan itu
12.  Keringkan seiiaan dengan kertas penghisap dan amatilah di bawah mikroskop.
jika pewarnaan ini berhasl dengan baik, maka sel vegetatif bakteri akan berwarna merah, jika sel membentuk spora maka spora akan Nampak berwarna hijau.

Bakteri Tahan Asam


BAKTERI TAHAN ASAM (BTA)

Bakteri tahan asam (BTA) merupakan bakteri yang memiliki ciri-ciri yaitu berantai karbon (C) yang panjangnya 8 - 95 dan memiliki dinding sel yang tebal yang terdiri dari lapisan lilin dan asam lemak mikolat, lipid yang ada bisa mencapai 60% dari berat dinding sel. Bakteri yang termasuk BTA antara lain Mycobacterium tuberculose, Mycobacterium bovis, Mycobacterium leprae, Nocandia meningitidis, dan Nocandia gonorrhoeae. Mycobacterium tuberculose adalah bakteri patogen yang dapat menyebabkan penyakit tuberculose, dan bersifat tahan asam sehingga digolongkan sebagai bakteri tahan asam (BTA). Penularan Mycobacterium tuberculose terjadi melalui jalan pernafasan (Syahrurachman, 1994).
            Pewarnaan Ziehl Neelson atau pewarnaan tahan asam memilahkan kelompok Mycobacterium dan Nocandia dengan bakteri lainnya. Kelompok bakteri ini disebut bakteri tahan asam karena dapat mempertahankan zat warna pertama (carbol fuchsin) sewaktu dicuci dengan larutan pemucat (alkohol asam). Larutan asam terlihat berwarna merah, sebaliknya pada bakteri yang tidak tahan asam karena larutan pemucat (alkohol asam) akan melakukan reaksi dengan carbol fuchsin dengan cepat, sehingga sel bakteri tidak berwarna (Lay, 1994).
1.      Menurut Ziehl Neelsen
Bakteri genus mycobacterium dan beberapa spesies nocardia pada dinding selnya mengandung banyak zat lipoid (lemak) sehingga bersifat permiable dengan pewarnaan biasa. Bakteri tersebut bersifat tahan asam (+) terhadapa pewarnaan tahan asam. Pewarnaan tahan asam dapat digunakan untuk membantu menegakkan diagnosa tuberkulosis. Pewarnaan tahan asam menggunakan larutan ziehl-Neelsen A (cat karbol fuchsin), Ziehl-Neelsen B (alkohol asam :HCL 3% dalam metanol 95%) dan ziehl –neelsen C (cat biru metilen). Hasil pewarnaan maka bakteri tahan asam akan berwarna merah dan bakteri tidak tahan asam akan berwarna biru.

2.      Menurut Kinyoun Gabbet

            Dinding bakteri yang tahan asam mempunyai lapisan lilin dan lemak yang sukar ditembus cat. Oleh karena pengaruh fenol dan kadar cat yang tinggi maka lapisan lilin dan lemak itu dapat ditembus cat basic fuchsin. Pada waktu pencucian lapisan lilin dan lemak yang terbuka akan merapat kembali. Pada pencucian dengan asam alkohol warna fuchsin tidak dilepas. Sedangkan pada bakteri tidak tahan asam akan luntur dan mengambil warna biru dari methylen blue.

Hasil :
BTA (-) =        Biru
BTA (+) =       Merah

Kamis, 20 September 2012

Analis Kesehatan

Siapa? Apa? Analis Kesehatan

Paradigma masyarakat hingga saat ini masih menganggap profesi tenaga kesehatan itu dokter, perawat (mantri),  dan bidan saja. Padahal masih banyak profesi tenaga kesehatan yg lainnya, ANALIS KESEHATAN salah satunya. Baru sadar pas tingkat 2, saya mengambil kuliah di bidang kesehatan yang profesinya masih “asing” dan belum familiar di masyarakat. saya sering ditanya “kuliah dimana? di analis”, “analis teh apa? ngapain aja?”. zZz…
Lupakan itu. Tak ada kata terlambat, meskipun sekarang sudah di tingkat akhir saya akan berbagi informasi di Kompasiana tentang profesi “asing” ini. Mari, Kenali kami…

Sumber : Adi kartiwa A.K- Analis Kesehatan Tasikmalaya 11-12 HEBAT!

Siapa Analis Kesehatan itu?

Analis Kesehatan atau disebut juga Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan adalah tenaga kesehatan dan ilmuan berketerampilan tinggi yang melaksanakan dan mengevaluasi prosedur laboratorium dengan memanfaatkan berbagai sumber daya(KEPMENKES RI NOMOR 370/MENKES/SK/III/200)
Di Indonesia memang lebih sering digunakan dan dikenal istilah Analis Kesehatan daripada Ahli Teknologi Labkes. Sedangkan di dunia internasional contohnya di Kanada dan US menggunakanMedical Laboratory Technologist/Scientist, di UK Biomedical Scientist, di Jepang Rinshoukensagishi. Meskipun berbeda nomenkelatur, tapi secara garis besar tugas dan pekerjaannya sama.
Siapa? Apa? Analis Kesehatan
Siapa? Apa? Analis Kesehatan

Apa itu Teknologi Laboratorium Kesehatan?

Teknologi Laboratorium Kesehatan (internasional: Medical Laboratory Science/Technology) adalah disiplin ilmu kesehatan yang memberikan perhatian terhadap semua aspek laboratoris dan analitik terhadap cairan dan jaringan tubuh manusia serta ilmu kesehatan lingkungan.(KEPMENKES RI NOMOR 370/MENKES/SK/III/200)
Tugas Analis Kesehatan

Analis kesehatan melakukan beragam tes (Hematologi, Kimia Klinik, Mikrobiologi, Imuno-serologi, Toksikologi, Kimia makanan-minuman, Kimia air, Patologi Anatomi, Biologi Molekuler) yang menggunakan instrumentasi untuk membantu diagnosis, mengobati dan mencegah penyakit. Tanggung jawabanya berupa mengumpulkan dan menyiapkan sampel seperti darah, cairan tubuh, jaringan juga menginterpretasi hasil. Seringkali bekerja secara independen namun analis kesehatan adalah bagian penting dari tim pelayanan kesehatan.
Analis kesehatan di Indonesia berbeda tugas dan kemampuannya. Tak hanya menunjang dalam analisis spesimen klinis, namun juga analisis benda non-abiotik seperti air, makanan, dan minuman.